Semangat Kolaborasi dalam Rekrutmen Tim Pengembangan SPBE Maluku Utara
Keragaman latar belakang pelamar menjadi kekuatan menuju pemerintahan digital yang lebih maju
Rekrutmen bukan sekadar proses administrasi untuk mengisi formasi yang kosong. Lebih dari itu, ia mencerminkan semangat kolaborasi, keterbukaan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Hal ini terlihat jelas ketika Pemerintah Provinsi Maluku Utara bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali membuka seleksi Tim Pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Antusiasme masyarakat tampak begitu besar. Sudah sekitar 119 orang yang telah mendaftar dari semenjak pengumuman rekrutmen diterbitkan pada 3 september lalu dan yang submit lamaran per hari ini tanggal 13 September sekitar 43 orang. Jumlah pelamar Programmer Senior sebanyak 39 orang, Programmer Junior 27 orang dan Cloud 14 orang. Diperkirakan angka tersebut akan bertambah hingga 16 september nanti. Tidak hanya dari putra-putri daerah Maluku Utara dan Bali, tetapi juga dari berbagai wilayah lain di Indonesia. Seperti Malang, Bandung, Minahasa, Tasikmalaya, Lampung dan sebagainya. Para pelamar datang dengan latar belakang pendidikan yang beragam: mulai dari jurusan yang diminta yaitu Teknik Informatika & Ilmu Komputer hingga jurusan yang diluar seperti Perbankan Syariah, Pendidikan Geografi, Ilmu Keperawatan, Hukum, hingga Sastra Inggris. Bahkan, terdapat pula pelamar yang sudah menempuh studi S2. semua hadir dengan semangat yang sama: berkontribusi bagi pembangunan digital Maluku Utara.
Keragaman ini menjadi modal penting. Talenta lokal memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi dan kebutuhan daerah, sementara pelamar dari luar membawa pengalaman, wawasan, serta keterampilan yang memperkaya.
Pertemuan dua arus ini melahirkan sirkulasi ide dan pengetahuan (brain circulation) yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat transformasi digital di Maluku Utara.
Lebih jauh, rekrutmen ini juga membuka kesempatan kerja yang lebih merata. Anak-anak muda Maluku Utara kini dapat mengembangkan potensi mereka tanpa harus selalu merantau, sementara mereka yang datang dari luar daerah dapat belajar sekaligus berkontribusi di wilayah kepulauan yang kaya budaya ini.
Harapannya, langkah ini tidak hanya melahirkan tim kerja SPBE yang solid, tetapi juga membangun ekosistem sumber daya manusia yang mampu mendukung birokrasi yang transparan, efisien, dan akuntabel. Dengan keterlibatan generasi muda, Maluku Utara dapat menunjukkan bahwa daerah kepulauan pun mampu bersaing dalam era digital, asalkan diberi ruang bagi talenta untuk berkembang dan berkolaborasi. (nsa.)
©Diskominfosan