Persaingan Menjadi Tim Pengembangan SPBE; 25 Peserta Beradu Skill Di Tahapan Uji Kompetensi

Persaingan Menjadi Tim Pengembangan SPBE; 25 Peserta Beradu Skill Di Tahapan Uji Kompetensi

SOFIFI - Di balik layar komputer dan tumpukan CV yang penuh catatan pengalaman. Sebanyak 25 nama kini tengah bersiap menghadapi ujian besar. Mereka bukan sekadar peserta seleksi, melainkan wajah-wajah yang membawa harapan lahirnya birokrasi baru yang cepat, transparan, dan bersahabat dengan teknologi saat ini.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Maluku Utara, Iksan Raden Ali Arsad, menegaskan seleksi kali ini jauh lebih ketat. “Tidak hanya soal ijazah, tetapi juga rekam jejak membangun aplikasi di berbagai level. Dari situ terlihat siapa yang benar-benar siap,” katanya.

 

Dari Puluhan, Tinggal 25

Sejak pendaftaran dibuka awal September, antusiasme langsung terasa. Hingga 15 September, tercatat 129 orang mendaftar. Dari jumlah itu, 52 lamaran resmi diunggah. Kemudian dari jumlah tersebut sebanyak 25 orang dinyatakan lulus dengan rincian 10 orang untuk posisi Programmer Senior,  Programmer Junior 11, dan 4 untuk bidang Cloud.

Namun jumlah bukanlah segalanya. Yang membuat proses ini istimewa adalah keragaman wajah di balik angka-angka itu. Mereka datang tidak hanya dari Maluku Utara atau Bali, tetapi juga dari Malang, Bandung, Minahasa, Tasikmalaya, hingga Lampung.

 

Ragam Latar Belakang, Satu Tujuan

Ada lulusan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer. Ada pula yang datang dari jalur tak terduga seperti Perbankan Syariah, Pendidikan Geografi, Ilmu Keperawatan, hingga Sastra Inggris. Bahkan, beberapa pelamar telah menyandang gelar S2.

Keragaman ini melahirkan kekuatan. Talenta lokal memahami konteks dan kebutuhan daerah. Sementara peserta dari luar membawa wawasan dan pengalaman yang memperkaya. Pertemuan dua arus ini melahirkan brain circulation sirkulasi ide dan pengetahuan yang amat dibutuhkan untuk mendorong transformasi digital di Maluku Utara.

 

Ujian di Dua Panggung

Dari ratusan pelamar, kini tersisa 25 orang. Mereka akan menjalani ujian berlapis yakni, esai, praktik, dan wawancara. Uniknya, lokasi ujian bisa dipilih di Sofifi atau Bali, dengan penguji dari Universitas Udayana Bali dan Universitas Khairun Ternate yang akan berlangsung pada tanggal 25 sampai 27 September 2025.

Di titik ini, perbedaan usia, daerah asal, maupun latar belakang pendidikan seolah melebur. Semua dipertemukan dalam satu misi, menjadikan Maluku Utara bagian penting dari peta transformasi digital Indonesia.

 

Lebih dari Sekadar Seleksi

Proses ini bukan sekadar menentukan siapa yang lulus atau gagal. Lebih jauh, ia menjadi simbol keseriusan Maluku Utara menata masa depan, pelayanan publik yang lebih mudah, informasi yang lebih terbuka, dan birokrasi yang bergerak secepat klik di layar gawai.

Yang lebih membahagiakan, kesempatan kerja kini tidak lagi berpusat di kota besar. Anak-anak muda Maluku Utara bisa membangun karier di tanah sendiri, sementara talenta dari luar dapat belajar sekaligus berkontribusi di provinsi kepulauan yang kaya budaya.

 

Menatap Hari Esok

Pada akhir September, sebuah tim baru akan lahir. Namun bagi Maluku Utara, yang lebih penting bukan hanya siapa yang terpilih, melainkan bagaimana langkah ini menjadi awal ekosistem SDM digital yang transparan, efisien, dan akuntabel.

Pemerintah provinsi Maluku Utara dibawah Kepemimpinan Gubernur Sherly Tjoanda Laos dan Wakil Gubernur Sarbin Sehe, ingin membuktikan satu hal bahwa daerah kepulauan pun mampu bersaing di era digital asal talenta diberi ruang untuk berkembang dan berkolaborasi. (ST)

©Diskominfosan

Berita Lainnya

Agenda

  • 30
    Jun-2025

    Coaching Clinic Pemutahiran Data

    - Ruang Rapat Kantor Dinas Kominfosan
  • 11
    Sep-2025

    Kunjungan BPK RI dan Irjen Kemenpanrb, Diskusi Atas Penyelenggaraan SP4N LAPOR

    10.00 Wita - Kantor Dinas Kominfosan

Ruang Multimedia